Halaman

Senin, 21 Mei 2012

Fungsi Produksi

Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Atau dengan kata lain, problema dasar dari Ekonomi adalah bagaimana menggunakan semua sumber daya yang terbatas, untuk selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sebaik-baiknya. Permasalahan itu kemudian menyebabkan kelangkaan, juga menyebabkan beberapa perilaku yang berasal dari produsen dan konsumen.


Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dalam dua besaran, yaitu mikro ekonomi dan makro ekonomi. Ilmu Ekonomi Makro adalah ilmu yang mempelajari Ekonomi dalam tatarannya terhadap Kebijakan Pemerintah, inflasi dan deflasi, tingkat pengangguran, dan seterusnya. Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.

Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.

Salah satu bagian dari pembahasan mikro ekonomi adalah mempermasalahkan kemampuan produsen, pada saat menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.

Pembahasan tentang perilaku produsen inilah yang kemudian diangkat sebagai tema untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya. Sehingga kendala pada pengambilan keputusan seberapa banyak peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen-konsumennya.

Dengan pendekatan Ekonomi Mikro, terutama yang menyangkut perilaku produsen, khususnya suatu hukum yang disebut “the law of diminishing of returns” serta produksi optimal, diharapkan dapat dicapai kesimpulan mengenai berapa tingkat penggunaan sumberdaya atau input sehingga mampu menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.

B. Batasan Masalah

Pada penulisan makalah ini, Penulis hanya akan membahas mengenai bagaimana perilaku produsen dengan melihat bagaimana fungsi produksi baik dengan menggunakan faktor satu variabel maupun dengan dua variabel?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini ditujukan untuk mencapai keputusan yang harus di ambil oleh sebuah perusahaan, berapa tingkat penggunaan input sehingga menghasilkan keuntungan maksimal bagi perusahaan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Produksi

Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan:

Y = f (X1, X2, X3, ……….., Xn) ;

dimana :

Y : Tingkat produksi (output) yang dihasilkan

X1, X2, X3, ……, Xn : Berbagai faktor produksi (input) yang digunakan.

Fungsi ini masih bersifat umum, karena hanya mampu menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut.

Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:

a) Y = a + bX (fungsi linier)

b) Y = a + bX – cX2 (fungsi kuadratis)

c) Y = aX1 bX2 cX3 d (fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.

Dalam teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut : “The Law of Diminishing Returns” (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan.

Di bawah ini diberikan satu misal dengan angka-angka hipotetis untuk menunjukkan sifat fungsi produksi seperti yang dinyatakan dalam “The Law of Diminishing Returns”.

Tabel 1.

Hubungan antara faktor produksi dan produk dengan bentuk

kombinasi increasing returns dan decreasing returns

Faktor Produksi

(X)

(satuan) Tambahan

Faktor Produksi

(satuan) Produk

(Y)

(satuan) Produk Marginal

(satuan) Produk

Rata-rata

(satuan)

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 1

1

1

1

1

1

1

1

1 20

50

90

140

180

210

232

240

238

234 30

40

50

40

30

22

8

-2

-4 20

25

30

35

36

35

33

30

26

23

Dari Tabel di atas terlihat, bahwa setiap penambahan faktor produksi satu satuan, mula-mula terdapat tambahan produk (kenaikan hasil) bertambah (30, 40 dan 50 satuan), kemudian diikuti oleh tambahan produk (kenaikan hasil) berkurang (50, 40, 30, 22, 8, -2 dan –4). Jika hubungan antara produk total (PT), produk marginal (PM) dan produk rata-rata (PR) pada tabel diatas digambarkan dalam grafik, maka diperoleh grafik seperti berikut :

Grafik 1.

Hubungan antara KPT, KPM, KPR

Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah (garis OB), di mana produk marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.

2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum (titik B); produk rata-rata masih terus naik.

3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C, di mana pada titik ini produk rata-rata sama dengan produk marginal. Setelah titik C produk rata-rata menurun tetapi berada di atas produk marginal.

4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.

5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif ; produk rata-rata tetap positif.

Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam “The Law of Diminishing Returns” dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu :

1. Produksi total dengan increasing returns,

2. Produksi total dengan decreasing returns, dan

3. Produksi total yang semakin menurun.

Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi : Y = 12 X2 – 0,2 X3, dimana Y = produk dan X = faktor produksi.

B. Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel

Fungsi produksi dengan satu faktor produksi adalah hubungan antara tingkat produksi dengan satu macam faktor produksi yang digunakan, sedangkan faktor-faktor produksi yang lain dianggap penggunaannya tetap pada tingkat tertentu (ceteris paribus). Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat dinyatakan :

Y = f (X1/ X2, X3, ….., Xn)

Fungsi ini dibaca :

Produk Y adalah fungsi dari faktor produksi X1, jika faktor-faktor produksi X2, X3, ……, Xn ditetapkan penggunaannya pada suatu tingkat tertentu. Jadi, satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlah penggunaannya adalah faktor produksi X1.

Di dalam mempelajari fungsi produksi terdapat tiga ukuran penting yang perlu diperhatikan, yaitu (1) Produk Total (PT), (2) Produk Rata-Rata (PR), dan (3) Produk Marjinal (PM). Produk Total adalah tingkat produksi total ( = Y , dalam fungsi produksi diatas). Produk Rata-Rata adalah hasil rata-rata per unit input variabel ( = Y/X). Produk Marjinal adalah tambahan output yang dihasilkan dari tambahan satu unit input variabel (∂Y/∂X atau ∆Y /∆X). Untuk menganalisis fungsi produksi tersebut perlu dipahami kurve-kurve yang berkaitan dengan ketiga ukuran di atas, yaitu :

1. Kurve Produk Total (KPT) atau Total Physical Product Curve (TPP) yaitu kurve yang menunjukkan tingkat produksi total (=Y) pada berbagai tingkat penggunaan input variabel.

2. Kurve Produk Rata-Rata (KPR) atau Average Physical Product Curve (APP), yaitu kurve yang menunjukkan hasil rata-rata per unit input variabel pada berbagai tingkat penggunaan input tersebut.

3. Kurve Produk Marginal (KPM) atau Marginal Physical Product Curve (MPP), yaitu kurve yang menunjukkan tambahan output (Y) yang disebabkan oleh penggunaan tambahan satu unit input variabel.

Efisiensi dan Produksi Optimum

Konsep efisiensi dapat dipandang dari dua aspek, yaitu dari aspek teknis dan dari aspek ekonomis. Konsep efisiensi dari aspek teknis dinamakan konsep efisiensi teknis. Efisiensi teknis maksimum dicapai pada saat dicapai produk rata-rata maksimum. Tingkat pemakaian faktor produksi yang menghasilkan produk rata-rata maksimum, secara teknis dipandang sebagai tingkat produksi optimum. Untuk menentukan tingkat efisiensi dan produksi optimum secara teknis ini cukup dengan diketahuinya fungsi produksi.

Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada syarat lagi yang harus diketahui, yaitu rasio harga harga input-output.

Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai berikut, keuntungan (π) dapat ditulis :

π = PY.Y – P.X,

di mana :

Y = jumlah produk;

P = harga produk;

X = faktor produksi;

P = harga faktor produksi.

Agar supaya π mencapai maksimum maka turunan pertama fungsi tersebut harus sama dengan nol atau dapat ditulis sebagai berikut:

atau ; atau NPM = PX atau

Dimana NPM adalah nilai produk marginal, dan DY/DX adalah produk marginal

Jadi jelaslah bahwa untuk menentukan tingkat produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis diperlukan dua syarat , yaitu:

1. Syarat keharusan (necessary condition) : hubungan teknis antara produk dan faktor produksi atau fungsi produksi;

2. Syarat kecukupan (sufficiency condition) : nilai produk marginal dari faktor produksi yang dipakai harus sama dengan harga satuan faktor produksi itu.

C. Fungsi Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel

Dalam analisis ini dimisalkan hanya ada dua faktor produksi yang dapat diubah-ubah penggunaannya di dalam proses produksi. Dimisalkan pula bahwa kedua faktor produksi tersebut dapat saling menggantikan. Misalnya, faktor produksi X1 dapat menggantikan faktor produksi X2, demikian pula sebaliknya X2 dapat menggantikan X1. Masalah yang dihadapi produsen atau pengusaha dalam kasus ini adalah kombinasi mana dari penggunaan dua faktor produksi itu yang memerlukan biaya terrendah untuk menghasilkan suatu jumlah produk tertentu (least cost combination).

Untuk menjawab masalah tersebut perlu pemahaman beberapa konsep,

- Isoquant atau isoproduct atau kurve produksi sama;

- Daya substitusi marginal atau marginal rate of technical substitution (MRTS); dan

- Isocost atau price line atau garis harga.

1. Isoquant / Isoproduct / Kurve Produksi Sama;

Isoquant adalah kurve yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi dua input variabel untuk menghasilkan tingkat output tertentu. Dalam tabel berikut, disajikan contoh kemungkinan kombinasi penggunaan input X1 dan X2 untuk menghasilkan 100 unit output (Y) dan 150 unit output (Y).

Tabel 2.

Kemungkinan kombinasi X1 dan X2 untuk menghasilkan 100 unit output dan 150 unit output

Kombinasi 100 unit output

(Y = 100) 150 unit output

(Y = 150)

X1 X2 X1 X2

1 10 44,0 10 75

2 20 27,0 20 42

3 30 17,0 30 30

4 40 12,0 40 24

5 50 8,6 50 20

6 60 7,2 60 18

7 70 6,0 70 17

8 80 6,0 80 18

9 90 7,0 90 20

Dari tabel di atas dapat digambarkan dua isoquant untuk dua output, yaitu untuk 100 unit dan 150 unit. Isoquant mempunyai sifat-sifat yang serupa dengan Indifference Curves. Cembung kearah origin, menurun dari kiri atas ke kanan bawah, kurve yang terletak lebih kanan atas menunjukkan tingkat output yang lebih tinggi, seperti yang ditunjukkan pada grafik di bawah ini :

Grafik 2

Isoquant untuk output 100 dan 150 unit

Isoquant bisa juga didapatkan dari fungsi produksi. Misalnya kita mempunyai fungsi produksi Y = 2X1 + 4X2. Dari fungsi ini kita ingin mendapatkan isoquant untuk output (Y) = 100 unit. Fungsi tersebut menjadi : 100 = 2 X1 + 4 X2; kemudian diselesaikan untuk berbagai tingkat X1 dan X2 sebagai berikut:

2 X1 = 100 – 4 X2 ; X1 = 50 – 2 X2.

Dari persamaan ini bisa diperoleh berbagai nilai X1 dan X2 seperti pada tabel berikut.

Y = 100

X1

48

46

44

Dst X2

1

2

3

Dst

Data pada tabel tersebut dapat digambarkan ke dalam kurve isoquantnya. Dengan cara yang sama dapat dibuat isoquant untuk Y = 150 ; 200; dan seterusnya.

2. Daya substitusi marginal atau marginal rate of technical substitution (MRTS);

Di atas telah dikemukakan bahwa kedua faktor produksi X1 dan X2 dianggap dapat saling menggantikan atau mensubstitusikan. Kemampuan mensubstitusi itu disebut daya substitusi marginal (marginal rate of technical substitution). Daya substitusi marginal dari X1 untuk X2 (MRTSX1X2) didefinisikan sebagai jumlah penggunaan X2 yang harus dikurangi apabila terdapat penambahan penggunaan satu unit X1 untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu.

Tabel 3 berikut ini adalah contoh mencari MRTSX1X2 dari data yang telah ditabulasi pada tabel 2.

Tabel 3.

MRTSX1X2 dari tabel 2 untuk output 150

Kombinasi X1 Tambahan X1

(DX1) X2 Pengurangan X2 (-DX2) MRTSX1X2

1

2

3

4

5

6

7

8

9 10

20

30

40

50

60

70

80

90 10

10

10

10

10

10

10

10 75

42

30

24

20

18

17

18

20 - 33

- 12

- 6

- 4

- 2

- 1

+ 1

+ 2 - 3,3

- 1,2

- 0,6

- 0,4

- 0,2

- 0,1

Tidak ada

Tidak ada

MRTSX1X2 dapat dicari juga dari fungsi produksi. Misalnya dipunyai fungsi produksi Y= f (X1, X2) , maka kita dapat menemukan MRTSX1X2 sebagai berikut:

Dapat dikatakan pula bahwa MRTS adalah slope (sudut kemiringan) dari isoquant.

3. Isocost atau price line atau garis harga.

Untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk analisis meminimumkan biaya produksi perlu dibuat garis biaya sama atau garis harga atau isocost. Garis harga adalah garis yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi dua macam faktor produksi (misal : X1 dan X2) yang dapat diperoleh dari sejumlah modal tertentu ( misal : M). Untuk membuat garis harga ini diperlukan data (a) harga faktor-faktor produksi yang dipergunakan, dan (2) sejumlah modal yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi yang dipergunakan.

Jika tersedia modal sebanyak M dan harga X1 adalah P1 dan harga X2 adalah P2 maka persamaan garis harga dapat dicari sebagai berikut:

M = P1X1 + P2X2 ;

Persamaan garis harga tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 3

Garis harga

Kombinasi Dua Input Dengan Biaya Terendah (Least Cost Combination)

Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan. Biaya sudah mencapai minimum apabila DX2 . P2 = DX1.P1 atau DX2 / DX1 = P1/P2 atau MRTSX1X2 = P1/P2.

Dengan demikian untuk menentukan kombinasi dua input dengan biaya terendah diperlukan dua syarat :

1. isoquant untuk tingkat output yang dikehendaki dan daya substitusi marginal antara kedua input harus diketahui (syarat keharusan), dan

2. daya substitusi marginal dari X1 untuk X2 ( MRTSX1X2) harus sama dengan rasio harga X1 dan harga X2 (syarat kecukupan) atau MRTSX1X2 = P1/P2 atau PMX1/PMX2 = P1/P2 atau PMX1/P1 = PMX2/P2.

Jika diambil contoh kasus pada tabel 5.5 dan jika harga X1 = Rp.200,- dan harga X2 = Rp. 1.000,- perunit maka least cost combination adalah pada penggunaan X1 antara 50 dan 60 dan X2 antara 20 dan 18 unit. Pada kombinasi ini P1/P2 (Rp.200/Rp.1000) = DX2/ DX1 (0,2). Pada kondisi demikian perusahaan akan menghasilkan keuntungan maksimum.

Dalil least cost combination ini ternyata berhubungan erat dengan dalil produksi optimum (dalil keuntungan). Hubungannya adalah sebagai berikut :

Least cost combination bila sisi kiri persamaan ini di kalikan dengan persamaan tersebut tidak mengalami perubahan nilai.

atau

Persamaan ini merupakan persamaan dalil least cost combination. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa dalil produksi optimum atau dikenal dengan dalil keuntungan adalah :

Dengan demikian dalil least cost combination merupakan sisi kiri dari persamaan dalil keuntungan.

Persoalan least cost combination dapat pula diselesaikan dengan menggunakan grafik. Kombinasi input dengan biaya terendah ini secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 4

Grafik Least Cost Combination

Titik singgung P antara isocost dan isoquant merupakan titik kombinasi optimum, karena pada titik itu terpenuhi syarat kecukupan, yaitu dimana daya substitusi marginal dari X1 untuk X2 sama dengan perbandingan harga-harga X1 dan X2.

BAB III

PENUTUP

Untuk mencapai tujuan perusahaan sebagai produsen, dalam melakukan proses produksi, harus menentukan dua macam keputusan : 1) berapa output yang harus diproduksikan, dan 2) berapa dan dalam kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan. Kemudian untuk menyederhanakan pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut, maka digunakan dua asumsi dasar : 1) bahwa produsen selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum, dan 2) bahwa produsen beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.

Dalam proses tersebut, mikro ekonomi memberikan beberapa konsep yang penting, antara lain :

- Fungsi produksi

- Law of diminishing returns

- Least cost combination

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2002. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 1 Ekonomi Mikro, Penerbit BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Engel, James F., Blackwell, Roger D., dan Miniard, Paul W., 1994. Perilaku Konsumen, Alih bahasa Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta,.

http://Pakarbisnisonline.blogspot.com/2009/2/makalah-pengertian-pemasaran-dan.html diakses tanggal 02 Januari 2009

N. Gregory Mankiw, 2006. Principles of Enconomics, Pengantar Ekonomi Mikro, Edisi 3, Penerbit Salemba Empat. Jakarta

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Batasan Masalah

3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

1. Fungsi Produksi

2. Fungsi Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel

3. Fungsi Produksi Dengan Dua Faktor Produksi Variabel

1. Isoquant / Isoproduct / Kurve Produksi Sama

2. Daya substitusi marginal atau marginal rate of technical substitution (MRTS)

1. Isocost atau price line atau garis harga

BAB III PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah berkenan menyukseskan segala aktifitas kita.

Penyusunan makalah Ekonomi Mikro yang berjudul “Perilaku Produsen” adalah makalah yang menggambarkan tentang beberapa perilaku produsen, mulai dari fungsi produksi, baik itu 1 variabel ataupun menggunakan 2 variabel. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Mikro.

Dalam kesempatan kata pengantar ini, Penulis menyempatkan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu Mata Kuliah, Bapak atas bimbingannya selama 1 semester perkuliahan. Selain itu, ucapan terima kasih yang sama, Penulis haturkan kepada rekan-rekan yang ikut andil dalam penulisan makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah yang di susun sederhana ini (tentunya masih terdapat banyak kekurangan, dan berharap untuk diperbaiki), dapat menjadi tambahan wacana bagi Ilmu Pengetahuan. Akhir kata, Wassalamu Alaikum Wr. Wb.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar