Halaman

Minggu, 12 Agustus 2012

Kerokan Obat Masuk Angin

Istilah masuk angin, sebenarnya tidak berarti bahwa angin benar- benar masuk ke dalam tubuh. Sesungguhnya, tiupan angin menyebabkan suhu tubuh menurun. Karena bagian belakang terkena angin, temperatur tubuh turun. Lalu, muncul gejala masuk angin seperti pusing, meriang, atau pegal-pegal tadi. Peristiwa ini berbeda dengan pengaruh hawa dingin yang mengenai seluruh tubuh, baik bagian belakang maupun depan. Jadi, saat suhu udara turun, temperatur seluruh badan ikut turun. Wajar kalau orang lantas menyebutnya masuk angin. Masuk angin akut lebih mudah dikenali karena biasanya berujung pada gejala flu seperti bersin-bersin dan pilek. Bila masuk angin tidak disadari dan berlangsung terus-menerus, bisa menimbulkan rasa sakit kronis.

Masuk angin juga bisa menyebabkan perut kembung karena di bagian belakang tubuh terdapat titik-titik syaraf yang berhubungan dengan organ bagian dalam. Jika titik-titik itu kena rangsangan, organ dalam juga ikut kena. Kerokan merupakan salah satu usaha untuk menyeimbangkan suhu tubuh.
Jadi, kerokan merupakan upaya mengusir masuk angin dengan peningkatan panas, dan bukan mengeluarkan angin lewat pori-pori kulit. Bagi masyarakat awam, memang kerokan sering dipahami sebagai cara "mengeluarkan angin". Padahal, angin atau udara tak pernah keluar lewat pori-pori melainkan hanya bisa masuk atau keluar lewat organ pernapasan dan pencernaan.
1.2 Identifikasi masalah
“Kalau belum kerokan kok rasanya belum plong ya”. Ungkapan ini sering terdengar di masyarakat. Banyak orang yang merasa harus kerokan bila badannya terasa tidak enak, meriang, pegal-pegal, atau mau flu. Kerokan dilakukan dengan menekan dan menggeserkan benda tumpul (biasanya dengan koin) ke permukaan kulit, bisa di punggung, leher belakang, dada atau lengan atas. Kerokan sudah menjadi kebiasaan di masyarakat, bahkan merupakan suatu budaya.
1.3 Perumusan Masalah
• Kenapa harus kerokan?
• Kerokan merupakan hal biasa dan wajar
• Kerokan dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh?
• Kerokan menyebabkan rasa nyeri dan iritasi kulit?
1.4 Tujuan
Membuktikan apakah benar dengan kerokan penyakit yang disebut masuk angin akan sembuh. Juga kerokan tidak mempunyai dampak negative setelahnya.

1.5 Metode Penulisan
Penulis mempergunakan metode wawancara dan searcing google
Cara-cara yang digunakan:
• Memcari bahan pustaka.
• Memberikan beberapa pertanyaan langsung terhadap beberapa teman, sebagai contoh mencari data yang diperlukan.

BAB II
Pembahasaan
Kita sebagai orang indonesia pasti sudah tidak asing dengan istilah kerokan. Suatu metode yang dinilai cukup mudah dan murah untuk mengatasi masuk angin. Kerokan sendiri tampaknya sudah menjadi pengobatan turun-temurun untuk mengatasi masuk angin. Setelah kerokan, tubuh merasa lebih enak dan sehat. Itu yang membuat masyarakat masih memercayai terapi alternatif tersebut untuk menghilangkan masuk angin.
Menurut Dr.dr Koosnadi Saputra, Sp.Rad, sebenarnya tak ada istilah masuk angin di dunia kedokteran. Yang ada adalah common cold. Pada kondisi itu, terjadi penurunan temperatur suhu belakang tubuh (sekitar punggung) secara mendadak. Memang, ada perbedaan suhu antara bagian depan dan belakang tubuh. Suhu tubuh bagian belakang lebih tinggi 1-1,5 derajat Celsius dibanding bagian depan. ”Penurunan suhu tubuh membuat pembuluh darah menyempit. Pembuluh darah yang menyempit akan memengaruhi sistem persarafan tubuh,” ungkap kepala Laboratorium Peneliti Akupunktur Pusat Penelitian Pengembangan (Puslitbang) Sistem dan Kebijakan Kesehatan itu. Lama-kelamaan tubuh kedinginan. Hal tersebut otomatis memengaruhi kondisi organ tubuh. Ada tiga organ tubuh yang terpengaruh bila seseorang kedinginan. Pertama, usus melemah. Hal itu membuat lambung jadi kembung. Selanjutnya, saluran napas mengeluarkan sekresi berlebihan. Akibatnya, orang tersebut menjadi pilek dan batuk. Penurunan suhu tubuh membuat jantung berdetak lebih cepat.
Rasa pegal di seluruh tubuh juga kerap dialami penderita masuk angin. Menurut dr.Heru Wiyono, SpPD, rasa pegal tersebut muncul akibat timbunan asam laktat di otot tangan dan kaki. Seharusnya, asam laktat masuk ke pembuluh darah. Lalu, mengalami proses metabolisme di hati dan ginjal. Untuk mengurangi rasa pegal, asam laktat yang tertimbun di otot tangan dan kaki tersebut harus bisa diuraikan. Di sinilah manfaat kerokan. Ketika kerokan, terjadi proses inflamasi atau radang. Akibatnya, pembuluh darah melebar. Kemudian, banyak dialiri oksigen dan nutrisi. Ketika pembuluh darah melebar, sisa asam laktat yang tertimbun di otot dan kaki ikut tergerus. Akhirnya, bahan tersebut bisa dimetabolisme dalam hati dan ginjal. Kerokan juga menaikkan kadar endorfin tubuh. Sehingga, setelah kerokan tubuh terasa lebih segar dan enak. Adanya beta endorfin itu pula yang membuat seseorang ketagihan kerokan.
Selain itu pada saat kerokan tubuh yang dikerok akan menjadi merah, pertanda dimana pembuluh darah halus (kapiler) di bawah permukaan kulit pecah sehingga terlihat sebagai jejak merah di tempat yang dikerok. Badan orang sehat pun akan memerah jika dikerok.
 Mekanisme kerokan.
Memberi Rangsang Tubuh
Dr. Koosnadi menyebutkan, prinsip kerokan adalah upaya meningkatkan temperatur dan energi pada daerah yang dikerok. Peningkatan energi ini dilakukan dengan pemberian rangsang kulit tubuh bagian luar. Dengan merangsang permukaan kulit lewat dikerok, saraf penerima rangsang di otak menyampaikan rangsangan untuk menimbulkan efek memperbaiki organ yang terkait dengan titik-titik meridian tubuh seperti misalnya organ paru-paru.
Dr. Handrawan Nadesul menambahkan, efek kerokan yang hendak dicapai adalah mengembangnya pembuluh darah kulit yang semula menguncup akibat terpapar dingin atau kurang gerak, sehingga darah kembali mengalir deras. Penambahan arus darah ke permukaan kulit ini meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh terhadap serangan virus.
Sementara itu alat kerokan biasanya menggunakan uang logam, koin, atau alat bantu khusus kerok yang terbuat dari plastik, tulang, keramik, batu giok, potongan jahe, potongan bawang, dan lain-lain. Alat-alat tersebut harus tumpul supaya tidak melukai kulit.

Berfungsi Menghangatkan
Fungsi minyak ini selain menghangatkan memang untuk melicinkan proses kerokan sehingga menghindari terjadinya kulit lecet. Berbagai jenis minyak seperti minyak bayi, minyak jahe, dan minyak lain-lain bisa kita peroleh dengan mudah di toko-toko obat atau warung biasa. Namun jika kita malas pergi jauh-jauh atau keadaan sedikit darurat, artinya segera butuh bahan minyak, kita bisa gunakan minyak kelapa yang dicampur dengan jahe, kencur, sereh, laos, minyak kayu putih, bawang, cabai, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut setelah dilumat dimasukkan ke dalam minyak yang hendak dicampur. Campuran dari bahan-bahan seperti ini sangat berguna karena minyak asiri yang terkandung di dalamnya juga berfungsi menghangatkan tubuh. Saat dikerok, biasanya akan terjadi perubahan warna kulit. Kalau tidak merah, kulit bisa merah kebiruan, bahkan menghitam. Perubahan warna kulit ini menunjukkan tingkatan rasa sakit. Menurut Mochtar Wijayakusuma, warna kulit yang semakin menua menunjukkan semakin berat gangguan penyakitnya.
Sesuai Titik Meridian
Kerokan biasanya dilakukan pada bagian tubuh seperti leher, bahu, punggung maupun pinggang.


 Hasil wawancara:
1. Dimana pusing berat yang tidak bisa disembuhkan oleh semacam panadol dan obat analgesik lain(bodrex, oskadon) akhirnya dapat hilang sama kerokan.
2. kebanyakan mereka yang terbiasa dengan kerokan berada dibagian punggung, juga ada juga jika masuk anginnya parah yang dikerok selain punggung, tangan, dada, kaki(jika sakit dikaki), belakang leher.
3. kerokan pun dilakukan satu kali, dalam sekali sakit bukan dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu singkat, itupun jika tidak sembuh baru pergi berobat kedokter.
4. mereka menganggap kerokan itu biasa, tidak ada efek dan manjur sekali. Ringan dibadan.
5. warna hasil kerokan pun dapat diliat jika sampai merah gosong itu tandanya memang dalam masuk angin berat.
6. kalau Cuma dipijat masih kurang ampuh, jadi harus kerokan dulu.
7. kerokan itu bagaikan turun temurun, bagaikan membudaya dalam keluarga mereka
8. tidak pernah ada rasa khawatir efek negative kerokan, yang penting percaya dengan kerokan akan sembuh dengan cepat.
9. ada juga yang tidak suka dengan kerokan karena sakit. Lebih pasti pergi ke dokter. Beberapa teman menganggap itu tidak baik merusak diri.
 Negatifnya akibat kerokan:
1. Secara medis, kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup (vasokontiksi) menjadi menjadi semakin melebar (vasaditilasi). Ini tidak berbahaya asal tidak jadi kebutuhan primer. Jika terus-merusan kerokan, akibatnya banyak pembuluh darah kecil dan halus yang akan pecah. Dengan cara ini, saraf penerima rangsang di otak akan menyampaikan rangsangan yang menimbulkan efek memperbaiki organ pada titik-titik meridian tubuh.
2. menyebabkan ketagihan, orang yang sering kerokan pasti sulit meninggalkannya. Juga bahaya bila dilakukan pada anak-anak karena kulit mereka masih tipis dan lunak.




BAB III
Penutup
Kesimpulan
Beberapa orang percaya bahwa kerokan itu manjur tergantung kepercayaan tiap pribadi masing-masing. Tetapi itu semua tidak pasti, Harus ingat bahwa kerokan hanyalah sebuah langkah pencegahan. Tetap harus memeriksakan dan mengkonsultasikan bila dalam tiga hari sakit yang diderita tidak sembuh.


Daftar Pustaka:
http://santidamaya.blogspot.com/2010/06/kita-sebagai-orang-indonesia-pasti.html
http://www.isfinational.or.id/artikel/59/684-mengatasi-masuk-angin-dengan-kerokan-.html
http://osdir.com/ml/culture.religion.healer.mayapada/2007-01/msg00090.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar